Aksi massa atau masirah dilaksanakan Gema Pembebasan untuk aktivitas mengoreksi penguasa atau peyikapan terhadap isu-isu penting lain baik bersifat lokal ataupun internasional. Masirah merupakan salah satu utama dalam uslub pengembangan opini Gema Pembebasan. Masirah berupa kegiatan unjuk rasa Gema Pembebasan dengan pengerahan massa kepada institusi-institusi kekuasaan atau institusi lainnya.
Pasukan Reaksi Cepat
Gema Pembebasan mengenal adanya pasukan reaksi cepat. Pasukan reaksi cepat dalah sebuah tim khusus yang menjadi personel inti dalam aksi massa yang dilakukan Gema Pembebasan. Tugas dari tim ini adalah meliputi perencanaan operasional aksi, penggalangan massa, pelaksanaan operasional aksi, mengorganisasi massa di lapangan, motivator, propagandis di lapangan, serta orator yang senantiasa siaga.
Untuk menuju individu-individu dalam tim khusus tersebut yang memiliki kemampuan lebih di bidang pekerjaan yang telah disebutkan tadi, maka akan dilakukan pelatihan-pelatihan berkala khusus bagi tim.
Beberapa pelatihan yang diperlukan adalah:
Pelatihan pengetahuan dasar aksi massa
Pelatihan pengorganisasian massa besar
Pelatihan propaganda massa aksi
Pelatihan orasi, dan lain-lain.
Dengan terbentuknya tim khusus yang menangani aksi massa Gema Pembebasan ini, maka salah satu program organisasi dalam meraih visi yang ditetapkan, yaitu aksi massa dapat dengan lancar dan cepat dikelola terutama pada kondisi-kondisi yang insidental.
Supaya ghiroh untuk aksi turun ke jalan kembali bersemangat, ada baiknya membaca materi ini. Sering disampaikan di berbagai pelatihan aksi, mengapa harus turun ke jalan.
Al-Quran
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat, yang menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran:104)
Al Hadits
“Katakanlah yang sebenarnya (yang haq) walau pahit sekalipun”
(HR. Ibnu Habban)
“Sesungguhnya manusia, apabila melihat seseorang yang berbuat aniaya lalu mereka tidak mengambil kedua tangannya (bertindak menyelamatkannya), niscaya Allah dalam waktu segera akan mendatangkan siksa daripada-Nya secara merata kepada mereka”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
“Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka perbaikilah dengan tanganmu (kekuatan), bila tidak mampu maka perbaikilah dengan lidahmu (ucapan), bila tidak mampu juga, hendaklah mengingkari dengan hatimu, dan itulah selemah-lemahnya Iman” (HR. Muslim)
Dalam rangka mencegah kemungkaran, aksi mahasiswa tidak harus turun ke jalan. Aksi bisa dilakukan melalui tulisan atau opini di media massa, pamfletisasi, seminar, diskusi, spandukisasi, dan lain-lain. Tapi, aksi turun ke jalanlah, yang paling efektif dan efisien!
Urgensi Aksi Mengapa aksi menjadi urgen, antara lain karena:
- Ibadah jihad yang berpahala
- Menggetarkan dan merugikan musuh
- Penampakan moslem power
- Inkarul munkar
- Solidaritas terhadap sesama
- Menyerukan kalimat tauhid atau memperingatkan manusia untuk taat kepada Allah Swt.
- Menentang penindasan penguasa.
Pengertian
Masirah adalah uslub dakwah Gema Pembebasan yang dilakukan untuk meng-ekspose secara massive sikap, pendirian dan pemikiran Gema Pembebasan berkenaan dengan suatu persoalan aktual di tengah masyarakat dan mahasiswa.
Fungsi
Masirah dilaksanakan untuk menjalankan beberapa fungsi sebagai berikut.
Artikulasi dari aspirasi, pemikiran dan perasaan umat Islam, dan mahasiswa khususnya.
Salah satu bentuk madhar siyasi, melalui amal siyasi Gema Pembebasan.
Pembentukan citra Gema Pembebasan sebagai organisasi politik mahasiswa.
Kedudukan
Masirah memiliki dua kedudukan, yakni ke dalam dan ke luar dengan penjelasan sebagai berikut.
- Ke dalam sebagai madhar siyasi Gema Pembebasan dan media amal siyasi serta pendinamis anggota Gema Pembebasan.
- Ke luar sebagai media artikulasi secara massive sikap, pendirian dan pemikiran Gema Pembebasan berkenaan dengan suatu persoalan aktual di tengah mahasiswa dan masyarakat.
Nilai Utama
Masirah memiliki beberapa nilai utama. Penjabarannya adalah sebagai berikut.
Masirah diselenggarakan sebagai salah satu uslub dakwah Gema Pembebasan.
Masirah tidaklah sama dengan mudzaharah (demonstrasi).
Masirah diselenggarakan dengan tetap harus memperhatikan syariah berkenaan dengan hubungan laki-laki dan perempuan, penjagaan terhadap hak-hak pengguna jalan, kepemilikan individu dan umum serta harus menampakkan akhlaq Islam.
Masirah diselenggarakan bukan dimaksudkan untuk menjerumuskan diri dalam pertikaian langsung dengan aparat atau pemerintah dan berakibat membahayakan peserta.
Isu
Terkait dengan manajemen isu, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
Untuk skala regional atau lokal, masirah diadakan di kota atas persetujuan Koordinator Kampus Regional/Nasional dan Koordinator Lapangan dimana untuk mendukung masirah skala nasional.
Penetapan skala isu regional atau lokal oleh unit proses ‘maktab’.
Ada banyak tema yang bisa dijadikan dasar bagi kita dalam melakukan aksi masirah. Tema-tema tersebut bisa kita dapatkan dari Pengambilan momen hari-hari besar, Al-Islam, media massa, media elektronik, isu lokal (kampus, kelurahan, dan lain sebagainya).
Isu yang diangkat tunggal (tidak boleh lebih dari satu). Isu atau tema tersebut antara lain Hari Kartini, Khilafah Islamiyah, kenaikan harga BBM dan TDL, disintegrasi bangsa, liberalisme ekonomi, orbaisme, Hari Ibu, impor beras, dan lain sebagainya.
Tahap persiapan terkait isu antara lain:
- Memilih isu atau masalah
Masirah tidak boleh dilakukan, kecuali menyangkut permasalahan krusial yang berkaitan erat dengan opini publik, misalnya: menentang penjajahan, kediktatoran dan kedzaliman, penindasan, kebijakan yang memasung mahasiswa, memperjuangkan Islam, dan lain-lain.
Sosialisasi masalah Sosialisasi dimaksudkan untuk menyadarkan mahasiswa, tentang permasalahan, khususnya jika terjadi kemacetan dan kerancuan informasi di dalam dan di luar kampus. Sosialisasi dapat dilakukan melalui pers mahasiswa, mading, media massa, mimbar bebas, orasi terbuka, yang dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk bergerak.
- Target
Target dalam pelaksanaan masirah adalah sebagai berikut.
Untuk Gema Pembebasan, memantapkan citra sebagai organisasi politik yang berjuang untuk kepentingan umat melalui pelaksanaan syariah Islam dalam institusi negara.
Untuk umat tersalurkannya aspirasi, perasaan, pemikiran dan keinginan umat dan mahasiswa oleh Gema Pembebasan.
Untuk obyek tujuan terdengarnya aspirasi umat dan pemikiran Islam berkenaan dengan persoalan yang dimaksud, bila diperlukan diupayakan hingga berubahnya sebuah keputusan atau kebijakan.
- Persiapan
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum dilaksanakannya masirah.
Perijinan
Perijinan harus diurus secermat mungkin sedemikian tidak ada celah bagi aparat keamanan untuk bertindak represif terhadap masirah.
Bila diperlukan, lakukan kontak intensif kepada person yang bersangkutan mengingat masirah bukan hanya akan dilakukan sesekali saja.
Hubungan yang erat dengan aparat akan memberikan suasana kondusif bagi keberhasilan masirah, syukur bila bisa ditingkatkan menjadi hubungan dakwah.
Perijinan dilakukan oleh Humas.
Pengerahan massa
Pengerahan massa adalah sarana penting untuk membangun opini publik dalam masalah tertentu dan termasuk tolak ukur keberhasilan amal jamahiri baik di dunia mahasiswa maupun non mahasiswa. Namun, mahasiswa lebih representatif untuk melakukannya.
Harus dihitung secara cermat kebutuhan massa sehingga dicapai efek optimum dari masirah. Peserta aksi bisa bermacam-macam, antara lain: Massa homogen Gema Pembebasan dan Massa heterogen. Massa heterogen bisa berupa massa dari elemen Gema Pembebasan, KAMMI, dan IMM; Gema Pembebasan, KAMMI, EM UB, dan KSI; atau Gema Pembebasan, BEM UM, dan Syarikah, dan lain sebagainya.
Bila dinilai diperlukan massa yang banyak, maka harus diupayakan pengerahan massa yang banyak, baik dari kalangan mahasiswa (dengan mewajibkan) maupun ditambah dengan orang luar dengan cara setiap mahasiswa diminta mengajak sejumlah tertentu orang-orang di sekitarnya –dengan ketentuan memiliki identitas sebagai mahasiswa (baik ia dari luar kota ataupun lokal). Bila tidak, maka dikerahkan sejumlah massa secukupnya.
Pengerahan massa tetap harus memperhatikan keamanan, terjaganya keterikatan pada syariat dan penampilan Gema Pembebasan.
Data peserta dapat melingkupi mahasiswa, ataupun birokrat kampus (data-data tersebut dikelola oleh data base ‘maktab’).
Atribut (Seragam, poster, spanduk, ikat kepala, bendera besar-kecil, tanda peserta, press release, nasyrah)
Seragam
Diusahakan memakai baju atas cerah, bawah gelap, boleh memakai baju koko/gamis.
Memakai sepatu atau sepatu sandal, diusahakan menghindari pemakaian sandal jepit.
Poster dan spanduk
Isi poster dan spanduk harus dipersiapkan dan bila diperlukan dimintakan persetujuan lebih dahulu kepada Koordinator Kampus.
Poster dan spanduk harus dibuat dengan baik, terbaca dan memenuhi kaedah psikologi huruf dan psikologi warna.
Spanduk dibuat untuk memuat ungkapan-ungkapan utama, sedang poster untuk ungkapan pendukung atau tambahan.
Perlu ditetapkan isi dari spanduk dan poster yang akan dijadikan sebagai ungkapan utama dan pendukung.
Diupayakan agar tema isi poster dan spanduk tidak terlalu beragam dan mendukung mencuatnya isu utama.
Isi poster dan spanduk diformat oleh unit proses ‘maktab’.
Ikat kepala
Ikat kepala bertuliskan Gema Pembebasan.
Bendera
Hendaknya ada bendera besar dan kecil. Jika jumlah massanya hanya puluhan orang, maka jumlah bendera sekitar 4-8 buah.
Tanda Peserta
Tanda peserta berupa ikat kepala/bandage.
Press Release
Press release sesuai dengan isu utama berasal dari Jubir atau Humas.
Nasyrah
Nasyrah yang dikeluarkan khusus terkait dengan isu utama.
Ketua Regu
Atribut-atribut tersebut selain diusahakan oleh masing-masing mahasiswa, koordinator kampus atau disediakan oleh outlet ‘maktab’.
Penyebar atribut yang perlu disebarkan dilakukan oleh petugas khusus/asisten Koorlap.
Pengamanan
Pengamanan masirah ada dua yakni sisi internal dan sisi eksternal. Pengamanan sisi internal dilakukan oleh syabab, sedangkan sisi eksternal dilakukan oleh aparat.
Masirah sangat rentan terhadap penyusupan, terutama bila mengangkat isu-isu yang panas dan akan menempuh rute melalui jalan umum yang cukup panjang, maka pengamanan internal harus dilakukan dengan cermat.
Untuk memudahkan kontrol, peserta dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 1 kampus. Pada tiap kelompok terdapat koordinator kelompok yang dikenali dan mengenali anggota kelompok dan berada di ujung kiri depan tiap barisan dan wakil koordinator kelompok yang berada di ujung kanan belakang tiap kelompok, serta petugas pengaman kelompok yang berada di kiri luar barisan dan koorlap kelompok yang berada di kanan luar barisan dengan membawa megaphone. Koorlap inilah yang memimpin yel-yel untuk tiap kelompok. Kelompok-kelompok tersebut selalu dibatasi oleh tali.
Seluruh barisan dipimpin oleh Koorlap Pusat yang berada di barisan paling depan yang bertugas selain memimpin masirah juga bertugas berkomunikasi dengan komandan aparat guna menentukan jalur/rute masirah, kapan barisan berhenti ketika berada dipersimpangan jalan dan kapan berjalan kembali. Sedangkan di akhir barisan masirah ditempatkan Wakil Koorlap Pusat yang senantiasa berkomunikasi dengan Koorlap Pusat via handy talky.
Jika memungkinkan, setiap petugas keamanan dilengkapi dengan handy talky.
Harus diingatkan kepada para peserta/Koorlap untuk secepatnya melaporkan bila ada orang yang mencurigakan di dalam kelompoknya dan tidak mudah terpancing oleh provokasi dari luar, termasuk dari orang-orang yang ditemui di jalanan.
Petugas pengamanan dibentuk dari panitia khusus dan dibantu oleh petugas dari koordinator masing-masing kampus.
Orator, orasi dan yel-yel
Guna efektifitas dan optimalisasi masirah, harus ditentukan person-person yang akan menjadi orator dan dilakukan briefing orator. Penentu orator adalah pansus.
Orasi harus ditentukan outline-nya, penentuan outline orasi oleh unit proses.
Untuk menghindari salah ucap, peserta masirah hanya boleh meneriakkan yel-yel yang telah ditentukan.
Yel-yel ditentukan oleh unit proses ‘maktab’.
Logistik
Peserta masirah diminta untuk menyiapkan logistik (makanan dan minuman) masing-masing.
Bila diperlukan, panitia menyiapkan juga logistik terutama untuk masirah yang sekiranya akan memakan waktu dan rute yang panjang.
Logistik dipersiapkan oleh panitia khusus.
Kesehatan
Peserta harus menjaga kesehatan masing-masing, termasuk menyiapkan bekal obat-obatan khusus.
Harus ditunjuk petugas khusus kesehatan, terutama untuk masirah yang akan memakan waktu dan rute yang panjang.
Bila diperlukan, disiapkan satu ambulan/kendaraan khusus.
Sie Kesehatan dipersiapkan oleh panitia khusus.
Perlengkapan
Menyediakan perlengkapan untuk mendukung masirah seperti perangkat sound system lengkap, mobil kesehatan, mobil pick up untuk perlengkapan, kendaraan pengangkut sound.
Perlengkapan dipersiapkan oleh panitia khusus.
Rute
Harus ditentukan rute yang aman, ringkas dan memberikan efek optimum.
Rute yang akan ditempuh dikomunikasikan kepada aparat.
Penjagaan terhadap persimpangan agar tidak terjadi kemacetan.
Yang bertugas melakukan hal-hal tersebut adalah Koorlap Pusat.
Konfirmasi obyek tujuan
Bila masirah akan menuju obyek tujuan tertentu (gedung parlemen, gedung pemerintahan dan sebagainya) dan akan menemui orang tertentu, maka harus ditetapkan secara tepat dan perlu dilakukan konfirmasi agar yang bersangkutan bisa menemui delegasi masirah.
Konfirmasi tersebut dilakukan oleh Humas.
Liputan media massa
Salah satu faktor penentu keberhasilan masirah adalah liputan media massa. Oleh karena itu, harus dipersiapkan undangan liputan kepada media massa dengan cermat. Undangan tersebut dilakukan oleh tim media.
Diusahakan ada acara baik live maupun rekaman baik indoor maupun outdoor kepada media elektronik baik radio maupun televise. Hal itu dilakukan oleh tim media.
Khusus di radio-radio FM yang memiliki acara liputan langsung dan tanggapan dari pendengar hendaknya ada petugas khusus yang bertugas menyampaikan pandangan dan pendapatnya. Petugas tersebut ditentukan oleh tim media.
Bila diperlukan ada daya tarik khas dalam masirah itu. Yang utama adalah isu yang diangkat. Lainnya bisa berupa ungkapan-ungkapan dalam spanduk, penampilan peserta, dan sebagainya.
Yang bertugas melayani media massa adalah juru bicara (speak out) dibantu staff Humas yang sudah dipersiapkan materinya oleh Ketua Umum, Kadiv Humas dan Kastrat.
Pemilihan waktu
Salah satu faktor penentu keberhasilan masirah adalah pemilihan waktu atau momentum yang tepat.
Diperlukan kemampuan untuk “menghitung” momentum, agar bisa ditetapkan waktu masirah yang tepat.
Kadang-kadang, demi menjaga momentum tersebut, masirah harus dilakukan secara cepat dengan persiapan yang singkat. Bila masirah sudah sering diadakan, maka singkatnya waktu persiapan tidak menjadi masalah.
Pemilihan waktu yang tepat dilakukan oleh unit proses.
Lain-lain
Bila diperlukan untuk memperkuat pembentukan opini, bersamaan dengan masirah diselenggarakan juga kegiatan konferensi pers, diskusi publik, penyebaran nasyrah dan penulisan di media massa cetak.
Tentukan ide-ide kreatif atau happening arts selama masirah, yel-yel, nasyid penggugah semangat, dan lain-lain
Model masirah harus ditentukan. Apakah termasuk aksi long march, aksi teaterikal, atau aksi mimbar bebas dan lain sebagainya.
Bila diperlukan, masirah untuk satu opini yang sama diselenggarakan berulang-ulang (lebih dari sekali).
Diperlukan dokumentasi yang baik berupa foto, handycam dan kliping koran dan majalah.
Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam melakukan aksi. Hal itu antara lain menyerukan yel-yel yang tidak benar, mendzhalimi orang lain (seperti mengotori tempat masirah, menutup jalan, melakukan tindak pidana, dan lain-lain), menggunakan pola-pola caci maki, melanggar kepemilikan orang-orang yang tidak berdosa, menghancurkan fasilitas umum, konflik horizontal terhadap sesama demonstran, keluar dari barisan aksi/barisan tidak rapi/bercerai berai, dan punya komando sendiri-sendiri atau tidak memakai azas “ satu komando, satu perjuangan”.
- Pelaksana
Masirah dilaksanakan oleh dan dengan penanggung jawab koordinator kampus di wilayah itu dengan dukungan kampus-kampus yang ditunjuk.
- Evaluasi
Keberhasilan masirah dinilai dari:
Kelancaran penyelenggaraan, dalam arti tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ekspose media massa baik pada saat acara maupun sesudahnya.
Respon positif dari masyarakat setelah acara.
Tercapainya tujuan khusus dari masirah tersebut, yakni:
Tersebarnya opini tentang sikap, pemikiran dan perasaan yang semestinya dimiliki oleh umat dan mahasiswa menyangkut perihal tertentu.
Tersebarnya nama Gema Pembebasan
Makin meningkatnya citra Gema Pembebasan.
Berubahnya sebuah keputusan.
Bagaimana berhadapan dengan Polisi? Mengapa Polisi bisa menangkap dan membubarkan aksi kita? Alasannya adalah antara lain karena beberapa hal berikut.
Aksi tidak sesuai dengan prosedur. Izin aksi dilakukan maksimal tiga hari sebelum pelaksanaan.
Aksi kita terlalu banyak merugikan kepentingan umum.
Aksi kita sudah memasuki area hukum pidana.
Isu yang kita angkat bersifat bertentangan dengan hukum negara RI.
Kalau di masa orde baru dulu lebih dikekang lagi, termasuk isu non Pancasila, menghina pemerintah, dan lain-lain. Penanganannya pun bisa langsung ditembak, diculik, dan lain-lain.
Kalau sudah tertangkap?
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan ketika kita tertangkap, antara lain:
Jangan berbicara apapun tanpa didampingi kuasa hukum.
Jangan tanda tangani apapun tanpa didampingi kuasa hukum.
Hubungi LBH terdekat.
Jangan khawatir!
Kalau tanpa alasan yang jelas,
mereka tidak boleh menahan kita lebih dari 1x24 jam!
Demikian, semoga bermanfaat!
Ketua Divisi Riset Strategi Gerakan dan Hubungan Eksternal
Gema Pembebasan
Komisariat UM
No comments:
Post a Comment